Menu Tutup

João Cancelo: Fullback Fleksibel yang Ngegas Tanpa Rem

Kalau lo nyari bek sayap yang mainnya lebih mirip playmaker daripada bek, João Cancelo jawabannya. Dia bukan sekadar naik-turun pinggir lapangan, tapi literally motor serangan dari sisi sayap. Bisa kanan, bisa kiri, bisa masuk ke tengah. Gaya mainnya gak bisa diprediksi. Dan yang paling penting: dia gak pernah takut ambil risiko. Dari Benfica, Inter, Juventus, Manchester City, sampai ke Barcelona—Cancelo tuh contoh pemain modern yang revolusioner di posisinya.

BARCELONA, SPAIN – MARCH 12: Joao Cancelo of FC Barcelona celebrates after his teammate Robert Lewandowski (not pictured) scored their team’s third goal during the UEFA Champions League 2023/24 round of 16 second leg match between FC Barcelona and SSC Napoli at Estadi Olimpic Lluis Companys on March 12, 2024 in Barcelona, Spain. (Photo by Alex Caparros/Getty Images) (Photo by Alex Caparros/Getty Images)

Awal Karier: Dari Benfica ke Eropa

João Cancelo lahir di Barreiro, Portugal, 27 Mei 1994. Dia tumbuh bareng sepak bola jalanan Portugal yang keras tapi kreatif. Masuk akademi Benfica, dia udah nunjukkin bakatnya sebagai fullback yang ofensif banget.

Tapi tragedi datang pas usia 18. Ibunya meninggal dalam kecelakaan mobil—Cancelo ada di dalam mobil itu juga. Dari situ, dia berubah. Banyak yang bilang, sejak kejadian itu, dia punya api yang beda. Mainnya lebih ganas, lebih emosional, dan punya mental tempur yang jarang dimiliki pemain lain.

Setelah beberapa musim di Benfica B dan beberapa menit di tim utama, Cancelo pindah ke Valencia. Di Spanyol, dia mulai dikenal sebagai fullback muda yang doyan bawa bola dan punya skill dribble kayak winger.


Hijrah ke Italia: Inter & Juventus Bikin Nama Makin Naik

Setelah Valencia, Cancelo sempat ke Inter Milan (pinjaman) dan bikin Serie A mulai kenal siapa dia. Tapi Juventus-lah yang benar-benar mengembangkan Cancelo jadi mesin di sisi sayap. Di bawah Massimiliano Allegri, Cancelo bukan cuma tukang crossing, tapi juga bagian integral dari build-up.

Di Juve, dia sering keliatan lebih kreatif dari pemain tengah. Sering banget dia motong ke dalam, nyari ruang, atau ngelepas umpan cutback yang bikin bek lawan ketar-ketir. Tapi satu hal yang mulai kelihatan: Cancelo bukan bek yang disiplin secara defensif. Dia lebih suka nyerang, dan kadang bikin ruang kosong di belakang.


Manchester City: Pep Guardiola dan Versi Terbaik Cancelo

Tahun 2019, Cancelo gabung Manchester City. Awalnya banyak yang bingung—kenapa City beli bek kanan mahal padahal udah punya Walker? Tapi Pep punya rencana. Di sinilah Cancelo naik level.

Pep ubah Cancelo jadi fullback inverted. Dia gak cuma lari di sisi lapangan, tapi masuk ke tengah kayak gelandang. Kadang posisinya di separuh lapangan lawan, kadang bantu build-up dari belakang. Cancelo jadi hybrid: fullback, gelandang, bahkan kadang seperti playmaker.

Musim 2020–2022, dia arguably jadi salah satu fullback terbaik dunia. Assist-nya ngalir, pergerakannya unpredictable, dan kontribusinya luar biasa. Bahkan banyak fans rival yang pengen pemain kayak Cancelo di tim mereka. Tapi seperti biasa, di balik performa top, selalu ada drama.


Konflik & Dibuang: Ketegangan dengan Pep

Meski performanya oke, gosip internal City mulai kedengeran. Cancelo kabarnya gak happy dengan rotasi Pep. Dia pengen main terus, dan mulai frustrasi kalau dicadangkan. Pep bukan tipe pelatih yang sabar sama pemain ego tinggi. Hasilnya? Januari 2023, Cancelo dipinjemin ke Bayern Munich.

Di Bayern, awalnya bagus. Tapi lama-lama juga gak klik sepenuhnya. Pelatih sempat gak tahu mau pasang dia di mana. Akhir musim, Bayern gak ambil opsi beli. Dan Cancelo? Balik ke City… cuma buat langsung dipinjemin lagi. Kali ini ke Barcelona.


Barcelona: Main Hati, Tapi Status Masih Sementara

Di Barca, Cancelo dapet peran bebas yang dia suka. Jadi bek kanan yang bebas eksplorasi. Sering kelihatan dia masuk ke kotak penalti, bantu serangan, bahkan cetak gol penentu. Fans langsung jatuh cinta. Gaya mainnya nyambung banget sama filosofi Barça: teknik tinggi, kreatif, dan ngotak.

Tapi lagi-lagi, statusnya masih pinjaman. Dan negosiasi buat beli permanen gak gampang, apalagi karena kondisi keuangan klub. Tapi kalau ngomongin performa, Cancelo masih layak banget dipertahankan.


Gaya Main: Fullback Rasa Gelandang

João Cancelo bukan tipe bek yang main aman. Dia suka ambil risiko. Umpan-umpannya bisa nyilang lapangan, dia bisa dribble dari belakang ke depan, dan positioning-nya sangat ofensif.

Kadang ini bikin dia kelewat ofensif, dan celah di belakang bisa jadi masalah. Tapi buat tim yang dominasi bola, gaya main Cancelo justru jadi senjata utama. Lo gak cuma dapat bek, tapi juga kreator dari sisi lapangan.


Mentalitas: Emosional, Kadang Meledak

Cancelo adalah pemain yang main dengan emosi tinggi. Kadang ini bikin dia kelihatan passion banget. Tapi kadang juga bikin dia susah terima keputusan pelatih. Dia pengen main, pengen kontribusi, dan gak suka dibatasi.

Buat pelatih yang bisa ‘pegang’ dia, Cancelo bisa jadi senjata pamungkas. Tapi kalau gak cocok, bisa jadi bumerang. Sejauh ini, Xavi termasuk pelatih yang ngerti cara pakai Cancelo tanpa bikin chaos.


Kesimpulan: Cancelo, Si Fullback Multiverse

João Cancelo adalah definisi bek modern yang gak bisa dikotak-kotakkan. Dia bukan cuma pengantar bola dari belakang, tapi pengatur ritme, pemberi assist, dan penentu tempo. Meski sempat “dibuang” dari City, dia buktiin kalau kualitasnya gak pernah turun.

Masih belum jelas ke mana arahnya setelah masa pinjamannya di Barcelona habis, tapi satu hal pasti: tim mana pun yang punya dia, punya alat serang tambahan yang berbahaya dari belakang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *