Setiap Tahun Baru Imlek tiba, Solo selalu punya daya tarik tersendiri. Tapi kalau lo pengen dapet pengalaman paling autentik dari gabungan cita rasa dan budaya, lo wajib banget menikmati masakan Tionghoa di Pasar Gede Solo saat Imlek. Ini bukan sekadar kulineran malam-malam sambil liat lampion. Ini soal bagaimana rasa, aroma, warna, dan tradisi menyatu jadi satu perayaan yang bikin lo ngerasa hangat—baik di perut maupun di hati.
Pasar Gede Solo bukan tempat baru buat kulineran, tapi saat Imlek datang, tempat ini berubah jadi pusat semesta budaya Tionghoa. Gerbang merah, barisan lampion, ornamen naga, dan aroma masakan yang menggoda berseliweran di setiap sudut. Semua tumpah ruah di antara tawa, doa, dan dentingan suara barongsai yang bergema.
Kalau lo pernah bilang “Solo itu adem dan santai,” lo harus lihat sendiri betapa riuh dan serunya Pasar Gede saat malam Imlek tiba.
Kuliner Khas Imlek yang Selalu Dinanti: Dari Lontong Cap Go Meh Sampai Kue Keranjang
Pas datang ke Pasar Gede, lo bakal langsung disambut sama aroma semerbak dari berbagai masakan Tionghoa yang melegenda. Ini bukan sekadar jualan makanan biasa, tapi bagian dari ritual dan filosofi panjang yang dipercaya membawa keberuntungan. Makanan jadi simbol harapan, rezeki, dan panjang umur.
Saat lo mulai menikmati masakan Tionghoa di Pasar Gede Solo saat Imlek, pastiin untuk cobain ini:
- Lontong Cap Go Meh: meskipun adaptasi dari budaya Jawa-Tionghoa, menu ini wajib dicoba. Nasi lontong disiram kuah opor ayam santan, telur pindang, sambal goreng ati, dan kerupuk. Porsinya penuh, rasanya legit gurih.
- Kue keranjang: manis, lengket, dan sering dibagikan saat Imlek. Simbol perekat keluarga dan keberuntungan. Lo bisa makan langsung atau digoreng pakai telur kayak pisang goreng.
- Dimsum halal: jadi buruan tiap malam. Ada siomay ayam, hakau, hingga mantau goreng isi kacang merah.
- Kwetiau goreng dan mie panjang umur: simbol rezeki dan harapan hidup yang panjang. Rasanya manis gurih, kadang pedas dikit.
- Ayam kuluyuk dan sapo tahu: menu klasik khas resto Tionghoa yang muncul di tenda-tenda semi permanen selama Imlek.
Setiap makanan di sini nggak cuma soal rasa, tapi juga cerita. Karena di balik setiap resep, ada nilai-nilai budaya yang dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Suasana Pasar Gede Saat Imlek: Warna, Lampion, dan Suara Barongsai
Kalau lo pernah denger soal “Solo kota budaya,” maka lo akan langsung ngerti maksudnya ketika lo nginjekin kaki ke kawasan Pasar Gede pas malam Tahun Baru China. Seluruh jalan disulap jadi panggung pertunjukan rakyat. Warna merah mendominasi, musik Tionghoa terdengar dari speaker jalanan, dan penjual makanan sibuk melayani antrean.
Menikmati masakan Tionghoa di Pasar Gede Solo saat Imlek gak bisa dipisahkan dari suasananya yang khas:
- Ribuan lampion menggantung di atas kepala: lo akan ngerasa kayak ada di jalanan Chinatown luar negeri. Romantis tapi juga megah.
- Pertunjukan barongsai dan liong naga: dari siang sampai malam, lo bisa lihat atraksi di tengah jalan, kadang masuk ke warung-warung.
- Aroma dupa dan jeruk mandarin: tanda ritual sembahyang di rumah-rumah warga sekitar.
- Dekorasi toko yang dihias serba merah dan emas: semua toko tutup lebih lambat dan buka stand makanan mini di depan pintu.
Semua elemen itu bikin pengalaman makan jadi lebih dalam. Lo nggak cuma ngunyah, tapi ngeresapi atmosfer perayaan yang spiritual dan meriah secara bersamaan.
Makanan Kaki Lima yang Bikin Lupa Diet dan Nambah Terus
Salah satu hal paling dicari pas lo menikmati masakan Tionghoa di Pasar Gede Solo saat Imlek adalah jajanan kaki limanya yang variatif dan murah meriah. Di pinggiran jalan, pedagang nongkrongin wajan besar, mangkuk mie, kukusan dimsum, sampai etalase kue khas Imlek. Pilihannya banyak banget, dan hampir semuanya freshly made.
Beberapa yang gak boleh lo lewatin:
- Bakpao isi kacang ijo dan ayam kecap: lembut, hangat, dan pas banget buat udara malam Solo yang dingin. Harga cuma Rp5.000–Rp10.000 per biji.
- Wedang ronde jahe: minuman hangat isi bola ketan dan kacang tanah, disajikan dengan kuah jahe hangat. Cocok buat penutup habis makan pedas.
- Cakwe mini dan tahu pong isi ayam: gorengan khas Tionghoa yang gurih di luar, lembut di dalam.
- Es campur ala Tiongkok: isiannya bisa buah naga, kelengkeng, nata de coco, dan kolang-kaling warna-warni.
- Kue mangkok dan kuaci beraneka rasa: cocok buat camilan jalan sambil muter area pasar.
Banyak dari makanan ini dijual dalam porsi kecil, jadi lo bisa jajan keliling sambil icip-icip semuanya. Trust me, satu malam gak akan cukup buat nyobain semua yang ada di sana.
Cerita di Balik Kuliner Tionghoa Solo: Adaptasi, Tradisi, dan Keberagaman
Satu hal yang bikin Solo spesial adalah kemampuannya merangkul semua budaya tanpa menghilangkan identitas. Menikmati masakan Tionghoa di Pasar Gede Solo saat Imlek sebenarnya bukan cuma soal makanannya, tapi tentang bagaimana kuliner jadi media toleransi dan penghormatan antar etnis.
Masakan Tionghoa di Solo banyak yang sudah mengalami adaptasi lokal: bahan halal, teknik masak yang digabung dengan Jawa, dan penyajian yang bersahabat buat semua kalangan. Bahkan banyak orang non-Tionghoa yang justru ikut terlibat dalam perayaan dan bisnis kuliner selama Imlek.
Fakta menarik:
- Banyak penjual makanan Tionghoa di Pasar Gede berasal dari keluarga campuran Tionghoa-Jawa.
- Beberapa resep sudah diwariskan lebih dari tiga generasi.
- Menu khas Imlek yang populer kini juga jadi santapan harian warga Solo.
- Saat Imlek, umat lain pun ikut jajan atau berbagi makanan khas sebagai simbol toleransi.
Solo ngajarin kita bahwa makanan bisa menyatukan orang dari berbagai latar belakang, dan Pasar Gede adalah buktinya.
Tips Anti-Kudet Buat Nikmati Imlek di Pasar Gede
Kalau lo baru pertama kali mau menikmati masakan Tionghoa di Pasar Gede Solo saat Imlek, ini beberapa tips biar gak kaget sama keramaiannya dan tetap bisa dapet pengalaman maksimal:
- Datang sore hari (jam 5–6 sore) biar lo dapet momen transisi dari sore ke malam, dan bisa milih spot makan sebelum penuh.
- Siapin uang tunai kecil karena banyak pedagang belum pakai QRIS.
- Gunakan baju nyaman dan ringan, karena lo bakal banyak jalan kaki muter pasar.
- Jangan langsung kenyang di satu tempat, bagi perut lo buat icip berbagai makanan kecil.
- Tanya ke warga sekitar buat tahu warung mana yang paling autentik—kadang yang gak viral justru paling enak.
- Bawa plastik atau wadah sendiri, biar bisa bawa pulang makanan sisa tanpa nambah sampah.
Dengan persiapan yang oke, lo bisa nikmatin malam yang gak cuma penuh makanan enak, tapi juga penuh memori dan cerita.
Penutup: Saat Tradisi, Rasa, dan Kota Menyatu
Solo itu punya caranya sendiri buat bikin lo jatuh cinta. Dan satu cara paling ampuh adalah lewat rasa dan atmosfer yang muncul saat Imlek tiba. Menikmati masakan Tionghoa di Pasar Gede Solo saat Imlek jadi pengalaman yang bukan sekadar “makan enak”, tapi juga perayaan identitas, keberagaman, dan semangat kebersamaan.
Dari semangkuk mie panjang umur, kue keranjang lengket, sampai barongsai yang loncat-loncat di tengah keramaian—semua itu adalah bagian dari mozaik budaya yang hidup dan gak pernah usang.
Jadi, kapan lo mau ke Solo pas Imlek dan ngerasain sendiri rasanya makan sambil dikelilingi ratusan lampion dan aroma kembang api?